Medua Hati Bukan Pria Sejati
Ada seorang pemudi yang bercerita. Pemudi ini mengaku sedang dekat dengan seorang pria. Kebetulan pria tersebut juga memberikan perhatian lebih kepadanya. Mereka berdua pun melanjutkan hubungan dan berharap bisa memasuki tahap yang lebih serius.
Tiba-tiba sikap pria itu berubah. Pria itu tak lagi memperhatikannya. Rupanya sejak awal, pemudi ini sudah mengetahui bahwa pria itu telah mempunyai kekasih. Alih-alih dijanjikan putus dengan kekasihnya, hubungan pria itu semakin membaik dengan kekasihnya. Pemudia ini menjadi sakit hati dan memilih untuk meninggalkan pria itu.
Dari kisah di atas dapat diambil sebuah nasihat bahwa mendua hati bukan pria sejati. Apapun alasannya, pria sejati akan tetap mempertahankan hubungannya dengan kekasihnya. Jika benar-benar mengasihi dari hati, maka tidak akan pernah mengumbar kekurangan kekasihnya kepada orang lain.
Berhati-hatilah bila ingin memilih pasangan hidup. Jika kita mengetahui bahwa seseorang itu telah memiliki kekasih namun masih tetap berkeinginan untuk mendekati orang lain, maka kita harus menjauhinya. Orang-orang yang demikian adalah orang-orang yang tidak bisa setia dan orang yang takut akan Tuhan pasti akan memegang teguh kesetiaannya terhadap kekasih/pasangannya.
Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong.
Amsal 19:22